1,48 Miliar DBHCHT RSUD Besuki Fokuskan Pengadaan Ventilator ICU Bagi Pasien Kritis Pernafasan 

Situbondo,Teraskata.com- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mendapatkan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp 1.487.154.450 pada tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk memperkuat pelayanan kesehatan, terutama bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan masyarakat berpenghasilan rendah.

Direktur RSUD Besuki, dr Imam Hariono, menyebut dana itu menjadi angin segar bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu layanan, khususnya di unit-unit perawatan intensif.

“Anggaran ini sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pelayanan di semua unit RSUD, terutama untuk mendukung peserta JKN dan masyarakat yang kurang mampu. Ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik, merata, dan berkualitas,” kata dr Imam Hariono.

Salah satu pembelian alat medis penting yang diwujudkan dari dana tersebut adalah penambahan unit ventilator ICU. Hingga saat ini, RSUD Besuki telah memiliki tiga unit ventilator modern yang siap digunakan untuk pasien dalam kondisi kritis, Kamis (16/10/2025).

Ventilator ICU merupakan alat bantu pernapasan vital yang digunakan untuk pasien yang tidak dapat bernapas secara mandiri. Alat ini berfungsi memompa udara beroksigen ke dalam paru-paru, sangat penting terutama dalam penanganan pasien dengan gangguan pernapasan akut, termasuk kasus pneumonia berat, serangan asma parah, hingga komplikasi COVID-19 yang masih bisa ditemukan di beberapa kasus.

“Dengan adanya alat ventilator, proses penanganan bisa lebih cepat dan tidak perlu dirujuk ke rumah sakit di luar kota. Ini sangat membantu keluarga pasien, baik dari sisi waktu maupun biaya,” ungkap dr Imam.

Sebelum adanya tambahan alat-alat medis ini, pasien yang memerlukan perawatan intensif dengan alat bantu pernapasan seringkali harus dirujuk ke rumah sakit lain di Bondowoso atau Jember karena keterbatasan fasilitas.

Namun kini, RSUD Besuki mulai mampu menangani lebih banyak pasien kritis secara mandiri. Hal ini secara tidak langsung menekan angka rujukan keluar daerah, mempercepat respons medis, dan pada akhirnya berdampak positif terhadap angka harapan hidup pasien di wilayah barat Situbondo.

“Setiap menit itu sangat berarti untuk pasien ICU. Sekarang kami punya lebih banyak alat dan lebih siap. Keluarga pasien juga merasa lebih tenang karena tidak harus menempuh perjalanan jauh saat kondisi darurat,” ujar salah satu perawat ICU RSUD Besuki.

Penggunaan dana DBHCHT ini juga menjadi bagian dari realisasi visi Pemerintah Kabupaten Situbondo yang tengah mendorong peningkatan layanan dasar, terutama sektor kesehatan. Salah satu misi utama kepala daerah saat ini adalah menghadirkan layanan kesehatan berkualitas tanpa batas baik secara geografis maupun ekonomi.

Program ini menekankan bahwa siapa pun, tanpa memandang status sosial dan domisili, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik dari fasilitas milik pemerintah.

“Ini adalah langkah konkret dalam mendekatkan layanan berkualitas ke masyarakat. Tidak hanya bangunan yang bagus, tapi alat kesehatan yang memadai, dan SDM yang terlatih,” tambah dr Imam.

Dengan dampak positif yang mulai dirasakan, dr Imam berharap alokasi DBHCHT untuk sektor kesehatan, khususnya RSUD Besuki, bisa terus berlanjut setiap tahun. Pasalnya, kebutuhan alat kesehatan dan peningkatan pelayanan bersifat dinamis dan akan terus berkembang seiring waktu.

“Harapan kami, anggaran dari DBHCHT ini bisa terus digulirkan dan semakin besar. Karena masih banyak kebutuhan lain seperti alat diagnostik, kendaraan ambulans canggih, dan pelatihan tenaga medis,” ujarnya.

Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) merupakan dana yang bersumber dari pungutan cukai produk tembakau dan dibagikan kepada pemerintah daerah. Dana ini diarahkan untuk mendukung berbagai sektor, termasuk kesehatan, pertanian tembakau, dan penegakan hukum cukai. Di Situbondo, sebagian besar dana ini dialokasikan untuk penguatan layanan kesehatan masyarakat.

 

(Uday/ADV)

Komentar