Pada tahun 2021, BI melaksanakan program 12 juta merchant QRIS dan tercapai diatas target. Kemudian pada tahun 2022, BI terus mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, antara lain mencanangkan target 15 juta user QRIS di seluruh Indonesia, dengan backbone pada infrastruktur, literasi, dan perlindungan konsumen.
BI bersama Kementerian Perdagangan RI juga mendorong 250 digitalisasi pasar rakyat Sehat, Inovatif, Aman Pakai (S.I.A.P) QRIS di seluruh Indonesia. Di wilayah kerja BI Kediri, ditargetkan 15 pasar S.I.A.P QRIS dengan prioritas 4 (empat) pasar, yakni Pasar Sleko Kota Madiun, Pasar Sukomoro Nganjuk, Pasar Walikukun Ngawi, dan Pasar Pamenang Kabupaten Kediri, setelah sebelumnya turut didorong digitalisasi Pasar Setonobetek Kota Kediri, Pasar Papar, dan Pasar Induk Pare Kabupaten Kediri di tahun 2021.
Tidak hanya sistem pembayaran, BI Kediri juga memiliki peran untuk menjaga stabilitas moneter yang salah satunya diukur melalui pergerakan harga barang dan jasa, atau dikenal sebagai inflasi. Program yang dilakukan BI antara lain menggandeng Pemerintah Daerah dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga inflasi tetap stabil dan rendah sehingga ekonomi tetap kondusif melalui Strategi 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, Komunikasi efektif).
Selain itu, BI Kediri turut mendukung upaya pengembangan UMKM dan produk unggulan daerah. Kemarin (19/10), Presiden Jokowi dan kabinet mengenakan kemeja berbahan tenun ikat Bandar Kidul khas Kediri saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM penghasil tenun di Kediri dapat bersaing, dan tentunya perlu diperkuat dengan dukungan media untuk mempromosikannya. (Mad).










Komentar