Selain itu, menurut Bupati Maryoto masih ada program lain yang hingga saat ini belum terealisasi yakni Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis yang meliputi Pengembangan Infrastruktur dan Pengembangan Pariwisata.
Pengembangan Kawasan Selingkar Wilis, kata Maryoto, merupakan program yang sangat diharapkan masyarakat. Dikarenakan program itu tidak hanya berdampak pada Kabupaten Tulungagung saja, tetapi juga pada Kabupaten-Kabupaten sekitar di kawasan Gunung Wilis seperti Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, Madiun, Nganjuk dan Kediri atau yang sering disebut dengan istilah TUNGGAL ROGO MANDIRI.
Ditambahkannya, dengan dbukanya pembangunan Pansela/JLS di Kabupaten Tulungagung diawali pada tahun 2015 yang dimulai pada ruas Besuki kawasan selatan Tulungagung yakni Pantai Gemah.
“Dampak adanya infrastruktur ini sangat luar biasa, Pantai Gemah yang sebelum tahun 2015 merupakan pantai yang tidak berpengunjung, namun saat ini, pada musim liburan kunjungan wisata di pantai ini bisa mencapai ribuan wisatawan sehingga dapat membangkitkan perekonomian di kawasan tersebut,” tambahnya.
Melihat kondisi itu, maka Pemkab Tulungagung berharap pembangunan Pansela/JLS dapat terus dilanjutkan, tidak hanya di Kabupaten Tulungagung tetapi juga di kabupaten-kabupaten lainnnya. Sehingga akan mendorong munculnya kawasan yang menjadi magnet pertumbuhan ekonomi baru di sisi selatan, yang dapat mengurangi ketimpangan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jawa Timur.
“Untuk itu saya sampaikan penghargaan, apresiasi dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, karena melalui dana APBN/LOAN pembangunan Pansela/JLS di Kabupaten Tulungagung sudah hampir terselesaikan secara keseluruhan,” ungkap Maryoto.










Komentar