Caleg Partai Golkar Imam Wihdan Zarkasyi Tawarkan Program Pak Lek Ku kepada Masyarakat

Kediri,Teraskata.com–Calon anggota legilatif (caleg) dari Partai Golongan Karya (Golkar) Daerah Pemilihan (Dapil) 3 Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Imam Wihdan Zakarsy tawarkan program “Pak Lek ku”.

Pak Lek ku merupakan sebuah singkatan dari program yang mencakup pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, kepemudaan, olahraga, dan UMKM.

Pria yang berpenampilan menarik memakai topi bundar sangat optimis dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat. Hal ini didasari oleh beragam aspirasi dan masukan yang diberikan pada saat melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan cara bertemu langsung di sejumlah wilayah Kecamatan Mojoroto.

” Kota Kediri merupakan kota pendidikan, dan saya melihat peluang terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan,” kata Imam Wihdan Zarkasyi, saat ngobrol santai, Jumat (26/1/2024) sore.

Selain pada bidang pendidikan, dan ekonomi, aspek penting yang harus diperhatikan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan, menurut Imam adalah kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah.

Persoalan sampah di Kota Kediri ini merupakan tanggung jawab bersama. Keberadaan tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) yang ada di 8 titik di wilayah Kota Kediri selama ini masih kurang efektif dan kurang maksimal dalam pengelolaan sampah dari warga.

Dari angka 100 persen sampah yang masuk ke TPS3R baru 36 persen yang bisa dikelola atau dikerjakan, sisanya 64 persen sampahnya masih masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Klotok.

Lain halnya, kalau melihat TPS3R di Kelurahan Banjarmlati sudah tidak ada lagi bak sampah warna kuning yang dibawa truck. Dikarenakan, pengelolaan sampah sudah berjalan sehingga tidak ada sampah yang harus dibawa ke TPA Klotok.

Bahkan keberadaan TPS3R di Kelurahan Banjarmlati dapat sebagai sebuah studi kecil atau pilot project yang dikembangkan dan diolah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

” Saya menilai di Kota Kediri keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat masih kurang. Sebenarnya problem lingkungan itu bisa diselesaikan secara tepat guna. Hanya saja masyarakat belum teredukasi bagaimana cara mengatasi masalah pengelolaanya,” urainya.

Lanjut Imam, ia menawarkan agar keberadaan TPS3R di Banjarmlati bisa menjadi contoh dan solusi di sejumlah kelurahan di Kota Kediri dalam hal pengelolaan sampah di sekitar warga, terlebih dapat menjadi penghasilan tambahan keluarga.

” Kecamatan Mojoroto ada 14 Kelurahan, harusnya minimal setiap Kelurahan ada lokasi TPS3R. Artinya keberhasilan dan kesuksesan yang sudah dijalankan TPS3R di Banjarmlati. Tidak terlalu susah bila ditiru karena sudah ada contoh dan polanya yang dikerjakan dilokasi tersebut,” ungkapnya. (mad)

Komentar