Lebih lanjut disampaikan Sri Wahyuni, terkait dengan masuknya SMPN 1 Kedungwaru dalam 5 Besar Best Practise tersebut, mengambil judul orkestra program pengembangan sekolah tahun 2022.
Dijelaskannya, yang dimaksud dengan orkestra program pengembangan sekolah adalah sebuah kegiatan musik dimana dalam musik tersebut instrumen-instrumen musik itu terdiri dari berbagai pemain, berbagai pemusik dengan alat-alat yang berbeda, dengan kemasan yang berbeda.
“Dari kumpulan-kumpulan orang melakukan bunyi-bunyian musik yang berbeda, dia datang mengumpul disuatu tempat membunyikan dengan irama yang indah akhirnya dari kesatuan-kesatuan itu akan mewujudkan sebuah arasemen yang luar biasa,” kata Sri Wahyuni.
“Nah dengan mengambil judul orkestra ini kami gambarkan bahwa program pengembangan SMPN 1 Kedungwaru bernuansa orkestra itu program-programnya harus Indah, menyenangkan penuh dengan irama inovasi sehingga membawa pendidikan lebih luar biasa,” ujarnya.
Pakar Bahasa Indonesia lulusan Universitas Negeri Malang ini juga menyampaikan, dalam penilaian Best Practice Tahun 2022, pihaknya telah berinovasi dalam segala bidang. Dari yang disampaikannya, berjumlah 22 kompetensi inovasi yang ada, mulai dari pelaksanaan pengembangan sekolah kegiatan IKM, dan kerjasama dengan lembaga lainnya.
“Best Practice kami berinovasi berjumlah 22 inovasi, berbagai hal kami lakukan kerjasama program-program sehingga pada akhirnya kami mencapai 5 besar Dispendik Award tahun 2023 ini,” tuturnya.
“Kami bersyukur, Alhamdulillah perjuangan dan kerja keras untuk pendidikan di SMPN 1 Kedungwaru mencapai hasil. Ya ini salah satu bentuk kesuksesan kami, tapi bukan berarti cukup sampai disini, tahun 2023 menunggu prestasi-prestasi, inovasi-inovasi, untuk lebih baik lagi untuk SMPN 1 Kedungwaru,” ucapnya.
Komentar