Dari situ lanjut dr. Kasil, bidan desa harus melakukan kunjungan kerumah ibu hamil tersebut untuk memeriksanya sesuai dengan acuan Kemenkes. Begitu juga dengan penyakit-penyakit yang lain seperti hipertensi, diabet, strooke, TBC, HIV otomatis masuk ke aplikasi itu, by name by address.
“Dalam periode kehamilan, minimal diperiksa 6x dan itu harus dikunjungi. Mereka (perawat, bidan desa) harus mengunjungi ke rumah-rumah untuk melakukan upaya promotif dan pre emtif,” kata dr. Kasil
“Jadi bagaimana orang kena diabet misalnya, ketika terdeteksi diabet, Keluarga harus bagaimana, yang sakit harus bagaimana, supaya lebih mengawasi. Kalau yang dikasih tahu yang sakit saja, tidak ada kontrol keluarga, lingkungan nanti bisa seenaknya,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan dr. Kasil, terkait dengan pengelolaan aplikasi tersebut, pihaknya kerjasama dengan Habibie Center dibawah pengawasan Profesor Damayanti untuk program stunting.
“Kita kerjasama dengan Habibie Center dibawah pengawasan Profesor Damayanti untuk program stunting ini.
Jadi, stunting juga masuk ke aplikasi tersebut, menimbang dimanapun juga dimasukkan ke google form otomatis masuk ke sini sampai ke Kemenkes,” ungkapnya.










Komentar