Orang nomor satu di Kabupaten Tulungagung ini menuturkan bahwa, kegiatan prosesi Jamasan Tombak “Kanjeng Kyai Upas” ini diselenggarakan karena merupakan budaya para leluhur yang telah dilaksanakan secara turun temurun setahun sekali setiap hari Jum’at tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Selain itu lanjut Bupati Maryoto, kegiatan ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan sekaligus sebagai permohonan serta harapan agar di masa yang akan datang masyarakat Tulungagung bisa lebih baik lagi dan terhindar dari segala malapetaka.
Terkait dengan pusaka kebanggaan masyarakat Tulungagung, Bupati Maryoto menyebut bahwa, Pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas telah terbukti mampu membentengi wilayah Kabupaten Tulungagung dan seluruh masyarakatnya, sebagaimana dikisahkan dalam sejarah bahwa pada masa penjajahan, tentara Belanda tidak dapat memasuki wilayah Tulungagung.
“Prosesi jamasan tombak pusaka Kanjeng Kyai Upas ini merupakan agenda budaya di Kabupaten Tulungagung yang sudah dimasukkan dalam event rutin tiap tahunnya.
Untuk itu, saya mengajak kepada hadirin semua untuk sama-sama berdo’a memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Tulungagung tetap kondusif, Ayem Trentrem Mulyo Lan Tinoto, serta aman terhindar dari segala marabahaya,” tuturnya.
Jamasan Tombak Pusaka Kanjeng Kyai Upas, yang dilaksanakan secara turun temurun setahun sekali setiap hari Jum’at tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa, diawali dengan penyerahan air suci dari sembilan mata air dari wilayah Tulungagung, yang dibawakan oleh dayang dengan iringan kesenian tradisional Reog Kendang yang dikawal barisan pria berpakaian prajurit kerajaan, serta puluhan abdi Wimbasara Kanjengan Kepatihan.
Air suci tersebut kemudian diterima Bupati Tulungagung untuk memandikan Tombak Pusaka Kanjeng Kyai Upas. Selanjutnya Tombak Pusaka Kanjeng Kyai Upas dikeluarkan dari tempat penyimpanannya dan dibawa oleh Forkopimda Tulungagung ke tempat jamasan.
Prosesi jamasan pusaka tersebut diiringi bacaan surat Yasin dan Tahlil, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Diakhir kegiatan dilakukan selamatan sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Agus).





Komentar