Kadindik Tulungagung Buka Diklat Kompetensi Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan

Tulungagung,Teraskata.com – SMP Negeri 1 Kedungwaru, dan SMP Negeri 2 Tulungagung, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, gelar Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan dalam strategi penerapan konsep pendekatan pembelajaran Deep Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bertempat di TB2KS atau Pendopo Jayeng Kusumo Tulungagung. Kamis, (6/2/2025)

Diklat yang dibuka langsung Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi P. Bintara, SE, M.Si., dihadiri ketua MKKS SMP Negeri Tulungagung, seluruh guru, tenaga kependidikan SMP Negeri 1 kedungwaru, dan SMP Negeri 2 Tulungagung, dengan menghadirkan narasumber Dr. Wahyu Nugroho, MM, PTP Ahli Madya BBGP Provinsi Jawa Timur, dan Dr. Joni Setian, S.Pd., M. Pd, Widya prada BBMP Provinsi Jawa Timur.

Dalam laporannya ketua panitia kegiatan, Kepala SMP Negeri 1 Kedungwaru, yang sekaligus menjabat sebagai Plt. Kepala SMP Negeri 2 Tulungagung, Dr. Sri Wahyuni, M.Pd., menyampaikan bahwa, diklat kompetensi Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan dalam strategi penerapan konsep pendekatan pembelajaran Deep Learning bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kepala SMP Negeri 1 Kedungwaru, Dr. Sri Wahyuni, M.Pd., selaku ketua panitia kegiatan

“Dalam hubungannya dengan profesional seorang guru, guru yang profesional adalah guru yang kompeten,” ucap Sri Wahyuni.

“Karena kompetensi, keprofesionalan seorang guru dapat dikatakan sebagai kemampuan atau kewenangan guru dalam menjalankan profesinya. Maka dari itu dengan kemampuan ini guru harus menguasai materi, dan menguasai pengembangan materi,” terangnya.

Pakar Bahasa Indonesia lulusan Universitas Negeri Malang ini menuturkan, seorang guru dikatakan profesional, mulai dari sikap, perbuatan, didalam memberikan pelayanan peningkatan pengetahuan, memberikan bimbingan, motivasi kepada peserta didik, dalam berbagai hal.

“Sebab guru memiliki peranan sangat penting dalam mengimplementasikan murid,” ujarnya.

Sementara itu terkait strategi penerapan konsep pendekatan pembelajaran Deep Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, Sri Wahyuni menjelaskan bahwa, pengertian Deep learning tersebut merupakan sebuah metode yang menekankan sebuah pemahaman konsep secara mendalam.

“Pendekatan ini mendorong siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar menerima tranformasi secara pasif, tetapi siswa diajak untuk menghubungkan teori yang telah dipelajari dengan dunia nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi P Bintara, SE, M.Si

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi P. Bintara, SE, M.Si., mengatakan, dalam era digital dan revolusi Industri saat ini, dunia pendidikan dituntut untuk bertransformasi agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.

“Salah satu pendekatan yang sangat relevan dalam konteks ini adalah penerapan Deep Learning dalam konteks pembelajaran,” ucapnya.

Menurutnya, Deep learning tidak hanya merujuk pada teknologi kecerdasan buatan, tetapi juga merupakan konsep pedagogis yang menekankan pemahaman mendalam, pemikiran kritis, serta aplikasi ilmu dalam kehidupan nyata.

“Dengan Deep learning peserta didik akan lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, membangun ketrampilan berfikir tingkat tinggi, serta mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk menyelesaikan berbagai permasalahan komplek,” terangnya.

Rahadi juga menyampaikan, dalam penerapan Strategi ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan bersama antara lain :

1.meningkatkan kompetensi guru, : guru sebagai fasilitator pembelajaran harus dibekali dengan pemahaman mendalam mengenai metode pengajaran berbasis Deep learning, termasuk pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung proses pembelajaran.

2. Menyusun kurikulum yang adaptif, : kurikulum harus dirancang agar, lebih fleksibel dan berorientasi pada pemecahan masalah nyata, serta mendorong eksplorasi, dan inovasi di kalangan peserta didik.

3.Pemanfaatan teknologi pendidikan, : pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) pembelajaran berbasis proyek (Project-Based-Learning) serta penggunaan platform digital dapat memperkaya pengalaman belajar, dan meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

4. Kolaborasi antara Sekolah, dunia usaha dan industri, : untuk memastikan relevansi pembelajaran, kita perlu membangun sinergi dengan berbagai sektor guna, memberikan wawasan praktis kepada peserta didik terkait dunia kerja, dan inovasi diberbagai bidang.

Melalui kegiatan ini pihaknya berharap, para peserta dapat memperoleh ilmu dan pengalaman baru yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah masing-masing. Selain itu Ia juga mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.

“Semoga materi yang disampaikan oleh para narasumber dapat menjadi bekal untuk meningkatkan profesionalisme serta kinerja dalam mendidik dan mengelola administrasi pendidikan dengan lebih baik,” kata Rahadi.

“Mari kita berdiskusi, berbagi pengalaman, serta menggali berbagai solusi, dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat membawa pendidikan di daerah kita ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.

Acara dilanjutkan pemaparan dari para narasumber, Dr. Wahyu Nugroho, MM, PTP Ahli Madya BBGP Provinsi Jawa Timur, dan Dr. Joni Setian, S.Pd., M. Pd, Widya prada BBMP Provinsi Jawa Timur.(Agus)

Komentar