Kirab Budaya Bur Manuk Ring Bhumi Kediri, Pokmas Sekar Melati Bandar Lor Lepaskan 500 Burung Perkutut

TERASKATA.Com, Kediri – Pokmas Sekar Melati Kelurahan Bandar Lor, menggelar kirab budaya Bur Manuk Ring Bhumi khadiri, dengan melepaskan 500 burung perkutut, serta ada tarian bedhaya maha Kirana, yang di bawakan oleh anak anak SMA disekitar kota Kediri yang dimulai dari gedung karesidenan menuju ke jembatan lama kota Kediri. Minggu, (28/8/2022).

Ketua pokmas Sekar Melati, Muhammad Yusuf, saat diwawancarai oleh media Teraskata.com mengatakan bahwa, acara ini bertujuan untuk nguri-nguri budaya sekaligus memberi edukasi kaum millenial untuk melihat, mempelajari budaya Jawa yang adiluhung.

Terpisah, Gatot Junianto, selaku ketua panitia pelaksana mengatakan bahwa, kegiatan bersama pokmas Sekar Melati tersebut guna nguri-uri budaya kepada kaum milenia

“Kita hari ini Melaksanakan kegiatan dengan pokmas Sekar Melati desa Bandar Lor, mempunyai visi misi sebagai berikut ;
pertama, nguri-uri budaya,
Kedua, supaya lestari alam ini,
Ketiga, beharap semuanya sehat gemah ripah loh jinawi.
Misi itu nanti akan kita kembangkan agar pakem budaya Jawa yang adiluhung bisa masuk ke visi kaum millenial yang memang memprihatinkan sama sekali tidak mengenal budaya nenek moyangnya,” ucapnya.

Walaupun berat rasanya, seperti contoh kami sudah berupaya mendatangkan pasukan langsung dari keraton surakarta, biar menarik perhatian khalayak yang sudah berumur untuk sedikit bercerita kepada kaum cucu-cucunya, atau kaum mellenial,” terang Gatot.

Dalam kesempatan tersebut, pihak panitia juga meminta kepada Alex, selaku Manggala Yudha prajurit keraton Surakarta menjelaskan tentang nama-nama prajurit keraton mulai, Bergodo Tamtomo Musik, Bergodo Tamtomo, Bergodo Prawiro Anom, Bergodo Jayeng Astro, Bergodo Soro Geni, Bergodo Baki, Bergodo Joyo Suro, Bergodo Ndoro Pati, yang semuanya ada tugas dan fungsinya masing-masing.

“Dengan acara ini diharapkan bisa menggugah dan membangkitkan kembali pelaku budaya untuk saling bahu membahu, nguri-uri budaya, memperkenalkan kepada kaum millenial biar tetap hidup dan ada penerusnya,” harapnya.

Sementara itu menurut Legi (60) salah satu penonton asal kota Kediri mengaku sempat kaget dan merasa terharu melihat pertunjukan yang dirasa sudah hampir hilang di bhumi kediri ternyata masih dilestarikan. Ia merasa bersyukur diusianya yang sudah tua masih bisa melihat pertunjukan yang menakjubkan.(Fitriyadi)

Komentar