Namun, dia melanjutkan, sejak pandemi melanda, tepatnya pada Desember 2021, kualitas barang yang diterima justru mengalami penurunan kualitas.
” Selain berat barangnya ada yang tidak sesuai, kadang- kadang rasanya beras apek (bau.red), terus berkutu. Lalu telurnya warnanya tidak coklat tua bercangkang tipis,” imbuhnya.
Disingung terkait adanya indikasi penurunan kualitas dan kuantitas barang yang diperoleh dari E Warung Surya Agung berlokasi di wilayah Kelurahan Burengan Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Dirinya mengaku tidak berani menyampaikan keluhannya tersebut, karena khawatir akan dianggap sebagai provokator.
Diceritakan Mariani, ketika itu ada cukup banyak warga yang terdaftar dalam program BPNT, kurang percaya pada jumlah atau bobot barang komodinas pangan yang diterimannya dari E Warung. Makanya, meraka melakukan aksi penimbangan secara mandiri. Alhasil, berat barang tersebut ternyata dinilai tidak sesuai.
” Karena kurang yakin atau tidak percaya , akhirnya sama teman teman barangnya ditimbang ulang semua. Dirinya pun juga melakukan hal yang sama. Hasilnya, berat barang itu tidak sesuai. Contonya,
Kalau beras 10 kilogram, telur harusnya mendapatkan 1 kilogram namun yang didapatkan hanya 9 ons, terus buah tidak ada 1 kilogram. Untuk harga telur harusnya Rp 15 ribu, tapi di E Warung dijual Rp 18 ribu. Kentang yang harusnya Rp 6 ribu dijual Rp 8 ribu. Waktu itu pokoknya harga barangnya dinaikan semua,” papar Mariani.
Senada dengan Mariani, KPM Kelurahan Burengan lainnya, Peni Rahayu, mengatakan, dirinya memperoleh sejumlah komoditas pangan dari E Warung Surya Agung semenjak sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Komentar