Dia menerima bantuan sebesar Rp 200 ribu, awalnya mengambil sebulan sekali, seiring berjalanya waktu, program tersebut berubah dan diambil selama 3 bulan sekali. Bahkan diduga menurutnya ada beberapa kejanggalan terjadi pada barang yang telah ia terima dari E Warung
” Ketika mendapatkan bantuan beras selang beberapa hari sudah mulai nonoren (kondisi rusak.red) ada kutunya, dibungkus dalam sebuah sak. Terkadang kondisi telur yang saya terima dalam wadah plastik ada yang bau busuk, ada juga yang bagus,” tuturnya.
Tak hanya itu, pengalaman selama memperoleh komoditas pangan dari E Warung, dinilainya selain kualitas barang yang tidak sesuai, jumlah barang juga berkurang setelah dirinya melakukan penimbangan barang secara mandiri pada Desember 2021 bersama sejumlah warga KPM setempat dikarenakan adanya kejanggalan.
” Beras yang saya terima 10 Kilogram, telur harusnya 1 kilogram tapi yang saya terima hanya 8,5 sampai 9 ons, Daging sapi dan ayam tidak mencapai 1 kilogram. Pokoknya semua tidak sampai 1 kilogram,” tegasnya.
Ibu rumah tangga yang akrab disapa Peni menambahkan, dengan berubahnya mekanisme penyaluran BPNT oleh pemerintah. Dirinya menyambut baik kebijakan tersebut karena dirasa lebih menguntungkan masyarakat khususnya KPM.
” Bisa memilih sendiri seperti di E Warung sesuai kebutuhan seperti beli telur bisa memilih sendiri dengan kualitas yang bagus,” ungkapnya.
Terpisah, KPM ketiga dari Kelurahan Burengan, Mujiati menyampaikan, keluhan serupa dengan kedua warga yang tertulis diatas ketika menerima bahan komoditas pangan berasal dari E Warung Surya Agung yang diduga sejumlah komoditi yang diterima berkualitas rendah tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
Komentar