“Pandemi telah berdampak pada banyak sektor. Maka untuk kembali menggerakkan sektor-sektor yang terdampak maka perlu dilakukan cara-cara yang kreatif. Lewat kompetisi fotografi ini contohnya,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda menjelaskan, bahwa lewat kompetisi ini pemkab ingin berbagi cerita seputar kopi Banyuwangi lewat karya artistik yang dihasilkan oleh kalangan muda.
“Hasil jepretan para peserta harus menceritakan sebuah pesan tentang kopi. Bisa mulai dari pohon kopinya, proses pengolahan hingga produk kopi itu sendiri. Dengan kompetisi ini kami berharap dapat memberikan informasi dan narasi kopi Banyuwangi melalui bahasa gambar,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu juri kompetisi ini, Ahmad Zulkarnain yang biasa dikenal dengan Bang Dzoel, mengaku sangat mengapresiasi karya-karya peserta yang masuk.
“Ratusan karya yang masuk didominasi anak-anak muda. Saya nerharap, pemkab secara periodik menggelar kompetisi ini dengan tema-tema lain yang menarik,” ucapnya.
Dari kompetisi tersebut, Harfi Yulian Bimantara yang mengusung foto “Nggoreng Kopi” menjadi jawara untuk kategori penyajian/proses. Harfi memotret warga Desa Kemiren Banyuwangi yang sedang menyangrai kopi secara tradisional.
Kategori landscape diraih Imam Asadi dengan judul, Memetik Kopi, dan Fikri Bakti Sosial dengan karya Rasio Takaran Penyajian Kopi menjadi jawara di kategori Still Life.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan CSR dari Bank Jatim kepada pemkab berupa 23 unit gerobak sayur beroda untuk pedagang pasar dan 3 motor sampah. (JOKO)










Komentar