Mediasi Kasus Pemukulan di SMPN 3 Kedungwaru, Timbul Mengaku Tidak Menerima Laporan Dari Guru BK Saat Kejadian

“Jadi kronologisnya begini, RF klas VIII saat ke toilet itu ada IL anak klas VII, RF merasa dikatai kotor, akhirnya setelah keluar dari toilet RF marah dan akhirnya terjadi pemukulan. Disitu ada siswa yang namanya RJ mencoba melerai supaya pemukulan tidak berlanjut, bahkan bapak ibu guru sudah ada di lokasi segera mengamankan keduanya, satu dibawa ke ruang guru dan satunya dibawa ke ruang perpustakaan,” terangnya. 

Namun demikian saat disinggung terkait tidak adanya pemberitahuan kepada orang tua korban oleh pihak sekolah, dan adanya intimidasi terhadap RN siswa klas IX yang mengadukan kejadian tersebut kepada Ibu korban, Timbul berdalih bahwa hingga hari Senin pagi Ia belum mendapatkan laporan dari guru BK tentang kabar adanya kejadian kekerasan di SMPN 3 Kedungwaru. 

“Guru BK baru memberitahu saya hari Senin, kalau pada hari Jum’at IL klas VII dipukuli oleh kakak kelasnya RF anak klas VIII,” ujarnya. 

Selain itu terkait lambannya penanganan atau mediasi yang dilakukan pihak sekolah, Timbul mengatakan bahwa Ia sedang banyak kegiatan sehingga belum sempat membuat surat undangan untuk orang tua kedua siswa yang bertikai tersebut. 

“Dari hari Jum’at sampai Selasa saya banyak kegiatan, sehingga baru hari Rabu bisa membuat undangan untuk memanggil kedua orang tua. Tetapi dari pemahaman guru BK dan guru-guru yang lain sudah selesai, karena dianggap hanya perkelahian biasa tidak ada luka yang tampak dan serius,” kilahnya. 

“Dan dari hasil mediasi tersebut, orang tua korban menghendaki untuk selanjutnya anak tetap dipantau jangan sampai ada perlakuan-perlakuan serupa atau pengeroyokan,” tambahnya. 

Ditempat yang sama, Kanit Binmas Polsek Kedungwaru, Ipda. Mujianto, yang saat itu melakukan pendampingan dalam mediasi tersebut juga menyampaikan, banyak hal yang bisa dijadikan hikmah kepada semuanya atas kejadian tersebut. 

Komentar