Meningkatkan Skor PPH di Kabupaten Tulungagung Melalui Konsep B2SA

Tulungagung,Teraskata.com – Untuk meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di kabupaten Tulungagung tidak hanya berhenti pada upaya memastikan ketersediaan dan stabilitas pangan. Namun harus berdampak pada peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diukur dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) melalui konsep pangan beragam, bergizi , seimbang (B2SA).

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, melalui Kabid kesmas, dr. Aris setiawan, M. Kes., saat saat menyampaikan materi workshop Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantauan dan Evaluasi Konsumsi Per Kapita Pertahun, di ruang rapat DKP Tulungagung. Kamis, (29/3/2024).

“Sebenarnya Tulungagung itu Kabupaten yang kaya, dalam artian yang bisa mencukupi kebutuhan pangan sendiri, mulai bidang pertanian, perikanan, peternakan. Kemudian kedepannya terkait kebutuhan bahan pangan pokok itu bisa dicukupi di Kabupaten Tulungagung,” ucapnya.

“Bahkan mulai dari usia balita sampai dengan lansia, mulai dari karbohidratnya, kebutuhan proteinnya, baik itu hewani atau nabati, dan juga vitamin, mineralnya yang bisa didapati dari buah buahan maupun sayuran tersedia di Kabupaten Tulungagung,” tambahnya.

Menurutnya, Pentingnya konsumsi pangan B2SA untuk meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) di kabupaten Tulungagung berkaitan erat dengan penekanan dan penurunan angka stunting yang salah satunya juga dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat baik itu dari pengusaha, peternak, yang bisa berkontribusi terhadap kegiatan yang ada di posyandu untuk bisa memberikan asupan tambahan bagi balita-balita atau anak-anak yang ada di wilayah sekitarnya.

“Sehingga bisa menekan terjadinya stunting baru ataupun bisa memperbaiki kasus stunting yang ada sehingga segera selesai kasusnya,” terang dr. Aris.

Melalui konsep Pola Pangan Harapan (PPH) B2SA, Kabid Kesmas Dinkes Tulungagung ini juga menuturkan bahwa, prevalensi penurunan angka stunting di Kabupaten Tulungagung mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga menurutnya perlu dimasukkan lagi gerakan peningkatan kualitas konsumsi pangan lokal berkualitas melalui konsep pangan Beragam, Bergizi , Seimbang, dan Aman (B2SA).

“Hasil dari bulan timbang 2023 prevalensinya ada di 3,95% menurun dari bulan timbang 2022 yang angkanya di 4,45% jadi prevalensinya turun,” kata dr. Aris.

“Monggo digerakkan asupan pangan lokal, mengenalkan makanan makanan yang bergizi seimbang, kenalkan sayur, buah buahan, produk produk olahan ikan , ayam, telur, yang dari produk lokal utamanya dari Kabupaten Tulungagung untuk kesehatan kita bersama,” pungkasnya. (Agus)

Komentar