TERASKATA.Com, Madiun – Para petani di Desa Babadan Lor, Kecamata Balerejo, Kabupaten Madiun menggelar ‘Metil Masal”. Upacara Metil ini sebagai rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang telah terima dengan melimpahnya hasil panen padi. Acara ini sekaligus sebagai jalinan saling silahturahmi dan gotong royong. Minggu (17/12/2023).
Tradisi Metil mirip dengan kondangan atau kenduren. Masing-masing petani membawa nasi, ingkung ayam, kerupuk dan lauk pauk lengkap lainnya. Dikumpulkan dan ditaruh di daun pisang dan daun jati, lalu dilengkapi dengan merang dan kemenyan untuk di bakar terlebih dahulu sebelum didoakan bersama.
Tradisi metil massal (bareng) itu baru dilakukan para petani di kali pertama i dan setiap menjelang panen tiba. Dan akan dilakujan rutin dalam upaya nguri-nguri (melestarikan) budaya jawa.
Dalam acara Metil Massal ini dihadiri oleh Anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur J. Ristu Nugroho, Kepala Desa (Kades) Babadan Lor Sumarlan, Perangkat desa, Babibsa, Tokoh masyarakat atau sesepuh dan puluhan Petani.
Kepala Desa (Kades) Babadan Lor Sumarlan dalam sambutan mengatakan apresiasi kepada para petani pada acara metil massal ini yang masih peduli untuk melestarikan budaya jawa.
“Pada pagi ini Saya trenyuh (terharu) kepada warga tani Babadan Lor yang masih ingat dan peduli untuk nguri-nguri (melestarrikan) budaya jawa yaitu metil. Metil sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yan baik dan bebas hama,” kata Sumarlan
Sumarlan selaku Kepala Desa Babadan akan membuat rutin tradisi metil dan labuhan (upacara menjelang tanam padi) dalam program desa sebagai upaya
melestarikan budaya nenek moyang sebagai kearifan lokal.
“Metil kali ini dikemas metil massal atau bersama yang baru dilakukan pertama kali di Desa Babadan Lor. Berikutnya Pemerinta Desa akan mempersiapkan lebih matang lagi upacara Metil dan Labuhan dan dibudayakan secara rutin.
Saya berharap mudah-mudahan wargaa tani memperoleh hasil yang baik dan melimpah,” lanjut Sumarrlan.
Komentar