“Mohon dirawat dengan baik supaya semakin berkembang. Kalau panen jangan dijual semua, sisakan untuk kebutuhan konsumsi,” kata Ipuk.
Program ini disambut positif oleh para wanita tani. Salah satunya Hindun (40), wakil ketua KWT Desa Setail. “Ini sangat membantu. Semuanya ada dalam satu lahan, ada sayuran, ikan, juga ayam yang menghasilkan daging dan telur. Ini bisa kami manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi warga kami. Bahkan kalau panen banyak, bisa dijual untuk nambah pemasukan keluarga,” seringainya.
Sementara Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Moh. Khoiri mengatakan, ‘Sistersay’ merupakan program penyediaan kebutuhan pangan lengkap bagi warga di desa. Utamanya di desa yang rawan stunting.
“Lahan ini kami prioritaskan di desa yang rawan stunting. Di desa tersebut, dipilih satu lingkungan yang dijadikan pusat percontohan. Dinas Pertanian akan memfasilitasi dan membantu sarana dan prasarana yang dibutuhkan,” kata Khoiri.
Satu lahan ‘Sistersay’ akan mendapatkan bantuan dari dinas pertanian berupa 50 ekor ayam dan kandang portable, sebuah kolam lele bioflok termasuk benihnya, 1 unit peralatan hidroponik, serta benih sayurannya. Dengan demikian kebutuhan pangan sumber karbohidrat, vitamin, protein nabati dan hewani dapat tersedia di satu pekarangan.
“Lahan ini dikelola oleh pengurus yang telah kami tunjuk. Hasilnya bisa dikelola dan dimanfaatkan bersama. Misalnya, kalau ada yang butuh telur, bisa ambil telurnya. Kalau butuh lele, juga tinggal ambil sesuai kebutuhannya,” kata Khoiri.
Dengan cara ini, diharapkan kebutuhan gizi warga bisa tercukupi sekaligus bisa menambah penghasilan perempuan tani. ” ( JOKO )





Komentar