Kediri,Teraskata.com – Setelah vakum selama hampir tiga dekade, tradisi seni dan budaya di Kauman kembali menggeliat. Sekelompok pemuda yang dipelopori oleh Lutfi Amrullah berinisiatif menghidupkan kembali kegiatan seni yang pernah berjaya di tahun 1965. Inisiatif ini bukan sekadar nostalgia, melainkan upaya serius untuk melestarikan warisan budaya yang hampir terlupakan.
“Generasi sebelum saya, termasuk saya sendiri, sering mengadakan acara seni dan silaturahmi. Namun, karena faktor usia dan kesibukan masing-masing, kegiatan tersebut mulai jarang dilakukan. Baru kali ini, beberapa rekan saya merasa termotivasi untuk menghidupkan kembali tradisi ini,” ujar Lutfi Amrullah, generasi kedua di Kauman.
Inspirasi untuk mengadakan kembali pagelaran seni muncul saat Lutfi dan beberapa rekannya salah satunya Hariadi berbincang di sebuah warung kopi. Liburan Desember dipilih sebagai waktu yang tepat, mengingat banyaknya warga yang sedang libur dan bisa turut berpartisipasi.
“Kami berharap dengan dimulainya kembali kegiatan ini, generasi muda Kauman akan merasa tertarik dan termotivasi untuk terus melestarikan tradisi seni dan budaya di desa kami,” tambahnya.
Acara tersebut dilaksanakan di kediaman Hariadi di Dusun Karanglo, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri mulai pukul 09.00 WIB. Selain sebagai ajang silaturahmi (bahasa Jawa: ngumpulne balung pisah), acara ini juga dihibur oleh Galeleo Band, di mana seluruh personelnya merupakan musisi asal Kauman sendiri, menjadikan suasana semakin semarak dan syahdu.
Hariadi, salah satu generasi ketiga di Kauman, menyambut baik inisiatif ini. “Saya sangat mengapresiasi usaha para pemuda untuk menghidupkan kembali tradisi yang hampir hilang ini. Ini adalah langkah positif untuk mempertahankan identitas budaya Kauman,” katanya.
Acara silaturahmi wong Kauman ini bersamaan dengan perayaan Nataru Dengan adanya acara ini, diharapkan semangat kreativitas dan kebersamaan warga Kauman, khususnya generasi muda, akan terus terjaga dan berkembang.dimasa yang akan datang.*
Komentar