TERASKATA.COM,Banyuwangi-Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi menjadi saksi atas keunikan tradisi ritual adat Kebo-keboan. Ritual adat yang telah ada turun temurun ini tidak hanya sekadar acara adat semata, tetapi juga memiliki magnet yang luar biasa, mampu menghipnotis masyarakat luas, termasuk para warga dari luar daerah. Minggu (23/072024 )
Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo, dengan bangga menyatakan bahwa Kebo-keboan Aliyan memiliki makna yang lebih dalam, yakni memupuk nilai gotong royong dan kebersamaan yang tinggi di antara masyarakat. Ritual adat ini bukan hanya simbol kearifan lokal, tetapi juga menjadi sarana untuk mempersatukan seluruh masyarakat tanpa memandang golongan atau etnis.
“Adat masyarakat mampu membawa persatuan dan keharmonisan, tanpa membedakan golongan atau etnis apapun, demi menjaga kelestarian ritual adat Kebo-keboan Aliyan,” ucap Anton Sujarwo, SE, selaku Kepala Desa Aliyan.
Ritual adat Kebo-keboan Aliyan ini memang merupakan tradisi yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat setempat. Dalam persiapan upacara adat ini, masyarakat dengan sadar menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan.
Acara ritual dimulai pada pagi hari sekitar jam 06:00 dan berlangsung hingga selesai. Pada awal ritual, sejumlah warga mulai mengalami kesurupan dan berubah perilaku layaknya seekor kerbau. Dengan mata tajam, mereka meronta dan berkelakuan layaknya hewan tersebut.
Tak lama setelahnya, semakin banyak warga yang mengalami kesurupan dan dibawa ke pusat desa. Di tempat ini, berbagai sesaji telah disiapkan, termasuk kubangan lumpur. Dalam keadaan kesurupan, warga tersebut akan menceburkan diri ke dalam lumpur, meniru gerak dan tingkah laku seekor kerbau.
Prosesi ritual berlanjut hingga menjelang siang hari. Kostum mirip kerbau dan tanduk digunakan oleh sejumlah warga yang berpartisipasi dalam ritual ini. Mereka berkeliling kampung sambil menampilkan gamelan khas Osing sebagai iring-iringan.
Ritual ini kemudian mencapai puncaknya dengan acara “ider bumi”, di mana warga berkeliling lebih jauh lagi. Prosesi ini menjadi simbol pembersihan dari pengaruh buruk, sehingga masyarakat diharapkan dapat bertani dengan lancar dan mendapatkan hasil panen yang melimpah serta terhindar dari serangan hama dan wabah penyakit.
Kehadiran para perwakilan DPRD Banyuwangi, Camat Rogojampi, serta perwakilan dari Bupati Banyuwangi dan TNI-Polri dalam acara ritual ini menunjukkan dukungan dan apresiasi terhadap warisan budaya dan adat istiadat yang memperkaya keberagaman Indonesia.
Dengan dipertahankannya tradisi ritual adat Kebo-keboan Aliyan ini, diharapkan kekayaan budaya Indonesia akan terus terjaga dan mampu menjadi daya tarik bagi warga lokal maupun dari luar daerah. Selain itu, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang terkandung dalam ritual ini akan terus ditanamkan dalam jiwa masyarakat, menjadi pondasi kehidupan sosial yang lebih harmonis dan sejahtera. (Joko)
Komentar