“Strategi kegiatan kali ini sengaja kami laksanakan secara luring,
agar bertemu langsung dengan narasumber,” ucap Sri Wahyuni.
“Untuk itu pada kesempatan ini para peserta bisa menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin, karena bertemu dengan pakar sehari setara dengan membaca buku setahun,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut Pakar Bahasa Indonesia lulusan Universitas Negeri Malang ini juga menyampaikan bahwa, SMP Negeri 1 Kedungwaru saat ini memasuki tahun ke dua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.
Berbagai pelaksanaan program telah dilakukannya, salah satunya kegiatan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan mengangkat tema kearifan lokal yang bersinergi dengan Kabupaten Tulungagung yaitu Reog kendang yang merupakan icon Kabupaten Tulungagung.
“Anak anak kami 600 siswa sudah bisa menari Reog kendang. Hal itu bertujuan supaya anak anak terus mencintai budaya,” ungkapnya.
Sementara itu terkait dengan tema kewirausahaan, Sri Wahyuni juga mengungkapkan bahwa pihaknya, SMP Negeri 1 Kedungwaru mengangkat tema batik yang mana cara membuatnya sesuai dengan setara kemampuan anak.
“Tulungagung memang identik dengan batik, oleh karena itu anak- anak harus mencintai batik, sehingga materi kewirausahaan berupa batik kita sampaikan ke anak anak, dan Alhamdulillah 600 anak siswa di SMP Negeri 1 Kedungwaru, semua sudah bisa membuat batik yang kami namakan Batik Ciprat, yang sudah kami lounching menjadi seragam batik khas SMP Negeri 1 Kedungwaru. Dan atas petunjuk Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Lounching tersebut dilakukan oleh bapak Pj. Bupati Tulungagung pada tanggal 28 Nopember 2023 lalu,” ungkap Sri Wahyuni.










Komentar