Tulungagung,Teraskata.com – Guna menguji kesiapan warga masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi dan tsunami megathrust di laut selatan Jawa, BPBD Jawa Timur (Jatim) bersama BPBD Kabupaten Tulungagung dan LMI Rescue menggandeng seluruh elemen masyarakat menggelar sosialisasi penanggulangan bencana yakni berupa pelatihan evakuasi mandiri bencana Tsunami, bertempat di pantai Gemah yang terletak di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kamis (24/07/2025).
Dadang Iqwandy, ST, MT, Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim menyampaikan, kemandirian masyarakat di wilayah pesisir selatan perlu lebih ditingkatkan guna menghadapi potensi terjadinya bencana.
“Yang kami fokuskan dalam kegiatan ini adalah untuk potensi bencana tsunami, karena meskipun sudah ada jalur jalur evakuasi untuk tsunami, sudah ada sirine, sudah ada sistem peringatan dini tsunami tetapi masih perlu diperkuat kemandirian dari masyarakatnya,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kalaksa BPBD Kabupaten Tulungagung Robinson Parsaoran Nadeak.
Pihaknya menyampaikan dengan dilaksanakannya pelatihan berupa gladi evakuasi mandiri tsunami diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dan aparat dalam penanggulangan bencana.
“Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan koordinasi antar SKPD terkait untuk penanggulangan bencana dalam situasi darurat,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri juga menjelaskan, setelah dilakukannya gladi simulasi ini tercatat masyarakat mampu ke Zona aman tsunami bagian Utara berjarak dari pantai gemah 450 meter butuh waktu 6 menit.
“Sedangkan ke Zona aman tsunami bagian Selatan yang berjarak dari pantai gemah 850 meter butuh waktu 11 menit,” jelasnya.
Susanto Spv PB Laznas LMI menambahkan, pelatihan tersebut dimulai dengan melakukan pengecatan Blue Zone atau zona aman Tsunami, kemudian penyampaian materi oleh BPBD Jatim, BPBD Tulungagung, FPRB Jatim dan FPRB Tulungagung kepada 135 peserta dari warga masyarakat Desa Keboireng.
Susanto mengungkapkan, dengan adanya tanda tersebut bisa memberikan pemahaman kepada warga masyarakat apabila mereka berada di dataran yang lebih tinggi dari garis biru, sekaligus memberikan kesempatan evakuasi kepada masyarakat yang berada di zona merah tsunami.
“Masyarakat atau para pengunjung yang berada di zona merah tsunami pantai gemah bisa melakukan evakuasi baik menuju shelter maupun menuju zona aman tsunami,” pungkasnya. (Agus)










Komentar