Ekspansi kredit yang dilakukannya menjadi katalis dalam pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian dan perkebunan, dan turut mengantarkan ekonomi Kediri menuju masa kejayaan di era kolonial.
Selepas kemerdekaan, DJB dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia dan juga Bank Sentral Republik Indonesia pada tahun 1953.
Sebagai dampaknya, beberapa eks kantor cabang DJB yang berada di berbagai daerah beralih menjadi kantor cabang Bank Indonesia. Salah satunya adalah DJB Agentschap Kediri, yang sekarang dikenal KPwBI Kediri.
“Buku ini adalah buku ke-14 dari Seri Sejarah dan Heritage Bank Indonesia. Kediri adalah salah satu dari 16 KPwBI di berbagai daerah yang memiliki sejarah panjang sejak zaman Hindia Belanda,” kata Direktur Bank Indonesia Institute (BINS), Arlyana Abubakar, Rabu, (31/08/2022).
“Sebagai bank sentral, sejarah BI tidak lepas dari sejarah perekonomian bangsa. Sejarah heritage BI Kediri menjadi bagian ingatan kolektif masyarakat Kediri. Harapannya buku ini dapat menjadi referensi semua pihak, tidak hanya akademisi dan pemerhati sejarah, tapi juga bagi pembuat kebijakan di daerah agar dapat menyusun kebijakan dengan basis sejarah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan KPwBI Kediri, Moch. Choirur Rofiq, menyampaikan, melalui peluncuran buku ini, diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk mengembangkan sumber ekonomi baru yang berkelanjutan berdasarkan pengalaman sejarah dan potensi Kediri.
” Dalam rangka membangkitkan ekonomi Kediri pasca pandemi Covid-19 dan menggapai kembali masa-masa kejayaan Kediri sebagai kawasan industri, pertanian, serta perniagaan,”pungkasnya.
Komentar