Bupati Banyuwangi, Galang Gerakan Sungai Bersih Lewat Festival

“Dari potensi tersebut, 34 persennya berupa sampah anorganik yang didominasi plastik yang mencapai 45 persen. Sebagian sampah plastik ini dibuang ke sungai dan kemudian mencemari pantai. Inilah yang harus dihentikan. Sebagaimana target yang ditetapkan oleh Bupati, pada 2025 telah ada pengurangan 30 persen sampah di Banyuwangi. Serta 70 persennya dapat dikelola dengan baik,” ujarnya.

Untuk penanganan sampah di Banyuwangi sendiri, lanjut Handayani, telah dilakukan kerjasama dengan sejumlah pihak. Di antaranya dengan non-government organitation (NGO) Systemiq Lestari Indonesia dalam menangani sampah di sungai dan kawasan pantai di Desa Kedungrejo, Muncar.

“Program yang dimulai sejak 2018 ini, akan ditingkatkan skalanya. Insyaallah, dalam waktu dekat akan segera dilaunching kerjasama baru yang menyasar sekitar 5 kecamatan,” ungkapnya.

Handayani, menandaskan, saat ini Pemkab Banyuwangi juga sedang menyiapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah di Banyuwangi.

“Kita sedang menyiapkan kajian dan proses administrasinya. Tahun 2023, proses pembangunannya akan segera dimulai,” ungkapnya.

Terpisah, Korsda Srono, Supandi, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Banyuwangi dengan mencanangkan Festival Kaliku Bersih, yang bisa membantu pengairan serta mencegah masyarakat yang belum sadar tidak membuang sampah di sungai, serta adanya teman-teman Garda Minak Jinggo ikut membantu di Dam Blambangan untuk mengelola, mungkin memajukan untuk merencanakan tempat destinasi wisata.

” Dengan adanya pemerintahan ibu bupati ini dengan mencanangkan Festival Kaliku Bersih, saya juga terima kasih sekali membantu pengairan serta mencegah masyarakat yang belum sadar untuk membuang sampah di sungai,” ucapnya.

Komentar