Lebih lanjut disampaikan Kapolres, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi termasuk saksi ahli dan gelar perkara, kedua pelaku MJ dan PY pada 26 November ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan.
Adapun modus yang digunakan kedua tersangka ini mendapatkan BBM Solar bersubsidi dari para pengangsu (penyetor solar) yang dibeli dari berbagai SPBU dengan harga Rp 8.000 hingga 9.300 per liternya, yang kemudian ditimbun di gudangnya.
Dengan menggunakan truck bertuliskan PT Dina Raya Internusa dengan dilengkapi surat jalan, kemudian para pelaku menjualnya ke beberapa tempat industri dengan harga Rp 11.000 hingga 11.200 per liternya.
“Dengan modus tersebut, seolah – olah solar tersebut adalah solar Industri (Bukan Subsidi) yang tujuannya tersangka mendapatkan keuntungan yang banyak,” ungkap Kapolres.
Dari pengungkapan kasus tersebut, Satreskrim Polres Tulungagung juga berhasil mengamankan sejumlah Barang Bukti berupa, 1 Unit Truck Tangki warna biru putih bertuliskan PT Dina Raya Internusa Nopol AE 8698 UB beserta STNK dan kuncinya yang berisi Solar 4.500 liter, 1 unit Truck Box warna putih Nopol B 9816 WRU yang dilengkapi dengan mesin pompa dan penampungan didalamnya, 7 Jerigen ukuran 20 liter berisi 140 liter solar, 3 galon air mineral yang berisi 45 liter, 12 jerigen kosong, 3 Drum , 3 mesin pompa (alat sedot), 1 unit Diesel alat sedot, 5 selang spiral , 1 timba plastik, dan 1 lembar surat jalan dari PT Dina Raya Internusa tertanggal 11 November 2022.
Dari pengakuannya, menurut Kapolres, kedua tersangka ini menjalankan aksinya baru 4 bulan, namun demikian pihaknya akan tetap melakukan pendalaman dan penyidikan lebih lanjut.
“Kedua tersangka bakal dijerat dengan Pasal 55 UU RI no 22 Tahun 2021 tentang Migas Bumi jo pasal 55 UU RI no 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja jo pasal 55 KUHP yang ancaman hukumannya maksimal 6 Tahun Penjara,” pungkasnya. (Agus)









Komentar