TERASKATA.COM,Tulungagung – Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan yang mana hal ini patut menjadi perhatian untuk segera dituntaskan, salah satunya melalui pencegahan dengan melakukan pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)
Demikian disampaikan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, melalui Nutrisionis, Bekti Krisdyana, SST, M.Gz, saat melakukan sosialisasi Konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di Balai Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Senin, (12/6/2022).
“Kalau di Dinas Kesehatan istilah gizi, sebenarnya merupakan gizi seimbang, dimana makanan dalam satu kali makan harus mengandung zat gizi dengan jumlah yang cukup, kemudian harus seimbang, tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya,” ucapnya.
Menurutnya, terkait angka stunting di Kabupaten Tulungagung sampai saat ini pihaknya masih menggunakan data terakhir di tahun 2022 yaitu 4,25%. Sedangkan Tahun 2023 menunggu rilis bulan Agustus, termasuk yang ada di Desa Wonorejo yang dari prevalensinya cukup tinggi dibandingkan dengan Desa lainnya sehingga dibutuhkan langkah-langkah pencegahan sedini mungkin.
“Langkah-langkah pencegahannya, untuk ibu hamil bisa dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil harus mengkonsumsi tablet tambah darah sebanyak sepuluh tablet selama kehamilan,” terang Bekti Krisdyana.
Selain itu lanjutnya, Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin di Puskesmas atau tenaga kesehatan, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang agar tercapai bayi yang sehat, sehingga ketika lahir bayinya akan lahir tanpa resiko stunting.
Namun demikian jika masih ada angka stunting, kedepan dilakukan upaya-upaya edukasi dan koordinasi ke lintas program atau lintas sektor terkait, dengan harapan dalam waktu dekat bisa zero stunting.
“Karena memang proses penurunannya bertahap tidak serta merta menjadi zero, stunting yang sudah ada tetap kita tangani, tetapi kita tetap melakukan upaya pencegahan agar tidak ada stunting baru dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman seperti sekarang,” tuturnya.
“Jadi jika ada balita yang posisinya sudah stunting, maka akan kita lakukan rujukan ke RSUD dr. Iskak bertemu dengan dokter spesialis anak untuk ditangani yang muncul stunting baru. Kita cegah agar tidak muncul stunting baru itu yang lebih penting,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya, juga memberikan tips agar balita dapat terhindar dari stunting dan bisa tumbuh normal seperti balita yang lainnya, mulai pencegahan, dari ibu hamil harus melakukan pemeriksaan rutin, konsumsi tablet darah dan gizi seimbang, ketika sudah lahir melakukan IMD.
“Selanjutnya bayi diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI, ASI tetap dilanjutkan sampai balita usia 2 tahun,” pungkasnya.(Agus)
Komentar