TERASKATA.COM,Tulungagung-Guna mencapai zona yang terbebas dari virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dan juga LSD (Lumpy Skin Disease) atau penyakit cacar pada hewan ternak, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung, terus gencar melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Hal ini disampaikan Kepala Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung, melalui Kabid Kesehatan Hewan, Tutus Sumariati, Senin, (7/8/2023).
Menurutnya, terkait dengan adanya wabah PMK, yang disusul LSD pada tahun kemarin, sampai saat ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, telah melakukan penanggulangan dan gerakan pengendalian diantaranya dengan vaksinasi terhadap hewan ternak yang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung.
Hal tersebut dilakukan guna memberantas mewabahnya PMK dan juga LSD pada hewan ternak khususnya di Kabupaten Tulungagung yang disebabkan oleh virus.
“Intinya kalau penyakit itu disebabkan oleh virus gerakan yang utama adalah dengan vaksinasi,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan Tutus, walaupun saat ini Tulungagung sudah zero, sampai saat ini pihanya masih terus gencar melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak, bahkan untuk vaksinasi yang PMK sudah mencapai vaksinasi yang ke tiga atau boster.
“Insha’ allah, seluruh ternak yang ada di Tulungagung yang rentan PMK seperti Sapi, Kerbau, Kambing, atau Domba, sudah tervaksin PMK. Alhamdulillah sejauh ini untuk Kabupaten Tulungagung sudah zero kasus untuk PMK,” terang Tutus.
“Untuk pembebasan PMK butuh waktu yang lama, jadi giat vaksinasi ini terus kita lakukan , kemarin sesuai arahan dari Provinsi Jawa Timur mungkin sampai tahun 2030 akan kita lakukan vaksinasi PMK guna mencapai status bebas,” tuturnya.
Selain vaksinasi, Kabid Kesehatan Hewan Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung ini mengungkapkan bahwa, langkah yang tidak kalah penting dilakukan pihaknya yaitu dengan pengawasan lalulintas hewan ternak, salah satunya dengan pemeriksaan dan memastikan hewan ternak yang masuk di pasar hewan tersebut sehat dengan disertai surat keterangan kesehatan hewan.
“Karena sekarang penyakit-penyakit yang mewabah itu disebabkan oleh lalulintas ternak, jadi setiap pasaran hewan ada petugas di pasar hewan terpadu untuk melakukan pemeriksaan dan memastikan ternak yang masuk di pasar hewan itu ternak yang sehat dengan disertai surat keterangan kesehatan hewan,” terangnya.
Selain itu untuk peternak sendiri lanjut Tutus, dilakukan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) atau sosialisasi di masing-masing kecamatan dengan pemateri dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung.
“KIE kemarin kita lakukan serentak di setiap kecamatan. Selain itu masyarakat sudah mulai sadar, jadi sekarang trend nya setiap desa minta narasumber ke sini, mereka secara aktif minta pemateri dari kita untuk menyampaikan sosialisasi diantaranya PMK, “
Pihaknya juga menghimbau, kepada para peternak atau pedagang ternak yang ada di kabupaten Tulungagung, untuk tidak sembarangan mendatangkan ternak dari luar, terutama dari daerah-daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah.
“karena hal tersebut sangat rentan sekali dapat memasukkan kembali virus-virus penyakit ternak ke Kabupaten Tulungagung, karena Kabupaten Tulungagung sudah zero, bahkan kita sudah mencapai capaian vaksinasi tertinggi di Jawa Timur, ” pungkasnya. (Agus)
Komentar